Berita

Apa Itu Ordal? Arti, Makna dan Kaitannya dengan Nepotisme

Indra Bonit

Apa Itu Ordal Arti, Makna dan Kaitannya dengan Nepotisme
Ilustrasi pengertian apa itu ordal, Source Image: www.linovhr.com

Iberian-Partners.com – Kalian mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah ordal atau orang dalam bukan? Ya, istilah ini memang kerap terdengar dan erat kaitannya dengan pekerjaan. Namun, apakah kalian tahu apa itu ordal, baik dari arti dan maknanya?

Ya, kebanyakan istilah ordal atau orang dalam memang lebih banyak didengar di lingkungan pekerjaan. Ketika melamar pekerjaan di sebuah perusahaan, kita akan lebih mudah diterima jika memiliki koneksi dari orang dalam perusahaan tersebut.

Selain dalam dunia kerja, ordal juga masuk dalam dunia politik. Istilah ordal dalam dunia politik juga kerap menjadi topik perdebatan hangat. Belum lama ini, Calon Presiden Nomor Urut 2, Anies Baswedan menyoroti fenomena ini dalam konteks politik nasional.

Anies sendiri mengungkapkan kekhawatirannya tentang dominasi ordal dalam masyarakat Indonesia. Dimana hal ini bisa merusak tatanan kehidupan yang telah terbentuk. Lalu apa itu ordal dan apa makna dibalik istilah tersebut serta apa kaitannya dengan nepotisme?

Apa Itu Ordal?

Apa Itu Ordal
Source: www.asuransiku.id

Pengertian ordal atau orang dalam sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Dalam konteks umum, istilah ordal merujuk pada individu yang memiliki akses atau koneksi khusus pada suatu organisasi atau lembaga yang memungkinkan mereka untuk mempengaruhi keputusan maupun proses tertentu dari dalam.

Hal ini kerap terlihat dalam praktik rekrutmen di sebuah perusahaan. Dimana ordal sangat berperan untuk memudahkan penerimaan kerabat, teman atau kenalan ke dalam organisasi, terlepas dari kompetensi mereka semua.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ordal diartikan sebagai individu berada di lingkungan tertentu, seperti pekerjaan atau golongan. Definisi mengenai apa itu ordal ini menyiratkan keberadaan seseorang yang memiliki posisi serta pengaruh khusus yang dapat memberikan efek dinamika di dalam lingkungan tersebut.

Kaitan Ordal dalam Praktik Nepotisme

Kaitan Ordal dalam Praktik Nepotisme
Source: beritaunsoed.com

Kata ordal atau bisa kita kenal juga dengan nama orang dalam memang sering digunakan untuk mengganti kata lain dalam fenomena praktik nepotisme. Lalu, apa itu nepotisme? Nepotisme merupakan praktik memberikan perlakukan khusus atau keuntungan kepada anggota keluarga, terutama dalam pemberian pekerjaan atau promosi jabatan di tempat kerja.

Nepotisme juga menjadi suatu tindakan yang melibatkan keluarga atau teman dalam urusan kerja atau masuk ke dalam organisasi. Hal ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk di lingkungan kerja berbeda. Praktik ini juga mencakup hubungan pribadi yang mungkin dimiliki oleh individu yang memiliki kekuasaan atau pengaruh perusahaan, seperti hubungan keluarga, sahabat, orang tua, anak dan hubungan lain yang lebih intim.

Umumnya nepotisme terjadi ketika seseorang dengan kekuasaan atau pengaruh di perusahaan memilih untuk mempromosikan anggota keluarga tanpa mempertimbangkan kualifikasi atau kompetensi. Praktik ordal bisa menciptakan ketidaksetaraan di lingkungan kerja, karena setiap keputusan diambil lebih didasarkan pada hubungan keluarga daripada merit atau kinerja seseorang.

Disamping itu, hal ini juga bisa merugikan moral antar karyawan yang merasa bahwa kesempatan untuk kemajuan karir profesionalnya telah dipengaruhi oleh faktor non-kerja. Ketika seseorang menunjuk kandidat untuk bekerja di perusahaan, dimana ia tidak sepenuhnya memenuhi syarat untuk peran tersebut, namun seseorang ditawari posisi tersebut karena ada hubungan keluarga dengan staff, maka ini merupakan nepotisme.

Praktik orang dalam juga umum terjadi dalam suatu organisasi sebagai promosi atau kenaikan gaji. Terkadang, seseorang dengan kekuasaannya mungkin lebih menyukai individu karena hubungan pribadinya dan memastikan bahwa diberi promosi serta kenaikan gaji khusus.

Walaupun orang tersebut memanfaatkan jaringan untuk memajukan karirnya, hal ini sudah pasti sangat tidak adil bagi karyawan lain, terlebih jika karyawan lain memiliki hak lebih untuk mendapatkan hak istimewa tersebut.

Saat ini banyak perusahaan atau organisasi memiliki kebijakan anti-nepotisme untuk menghindari adanya konflik kepentingan dan memastikan semua proses rekrutmen maupun promosi berlangsung adil dan objektif.

Ordal Memiliki Konteks Negatif?

Ordal Memiliki Konteks Negatif
Source: katanetizen.kompas.com

Praktik ordal atau nepotisme kerap dianggap negatif karena melibatkan pemberian perlakukan khusus/istimewa kepada anggota keluarga, teman atau lainnya tanpa mempertimbangkan kualifikasi, kapasitas dan keahlian orang tersebut.

Kata ordal kerap digunakan untuk menyenggol fenomena tertentu dengan konotasi cenderung negatif. Nah, ini beberapa alasan mengapa istilah ordal dianggap buruk, diantaranya:

1. Ketidakjelasan dalam Seleksi

Adanya praktik nepotisme orang dalam bisa menyebabkan ketidakjelasan dalam proses seleksi. Keputusan yang seharusnya didasarkan pada kompetensi bisa terpengaruh oleh hubungan keluarga.

2. Ketidaksetaraan Peluang

Ketika praktifk ordal terjadi, individu yang berhubungan dengan individu berpengaruh lebih memiliki kesempatan besar untuk mendapatkan pekerjaan atau kenaikan posisi. Sementara individu lain yang memiliki kompeten lebih tentu saja akan terabaikan.

3. Risiko Rendahnya Kinerja

Karyawan yang ditempatkan dalam posisi berdasar hubungan keluarga dan bukan hasil kualifikasi cenderung memiliki motivasi kerja lebih rendah. Hal ini bisa jadi akan merusak produktivitas serta kinerja organisasi.

4. Ketidakpuasan Karyawan

Praktik ordal bisa menciptakan ketidakpuasan antara karyawan lain yang merasa bahwa kesempatan atau penghargaan tidak diberikan dengan adil. Hal ini bisa memicu adanya beberapa karyawan yang memilih resign atau mengundurkan diri. Ini akan menjadi masalah perusahaan di kemudian hari.

5. Kehilangan Kepercayaan

Praktik nepotisme orang dalam bisa merusak citra organisasi dan menurunkan kepercayaan, baik di internal maupun eksternal. Orang-orang mungkin beranggapan bahwa keberhasilan atau kegagalan tidak didasarkan pada prestasi atau kemampuan, namun semata-mata hanya pada hubungan keluarga.

6. Pengabaian Potensi Sumber Daya Manusia

Kebijakan nepotisme seperti ini bisa menyebabkan pengabaian pada bakat serta keterampilan yang mungkin dimiliki oleh individu lain diluar keluarga atau hubungan keluarga tertentu.

Berbicara sedikit mengenai kasus nepotisme atau ordal dalam konteks politik, ordal bisa diartikan sebagai individu dengan kekuasaan atau pengaruh khusus dilingkungan politik. Dimana hal ini memungkinkan mereka untuk mempengaruhi keputusan atau arah dari kebijakan.

Fenomena ini sering kali dikritik karena bisa menimbulkan nepotisme serta kurangnya transparansi dalam pengambilan sebuah keputusan. Kehadiran ordal dalam berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali politik serta bisnis bisa memiliki implikasi sosial yang sangat signifikan.

Hal ini mencakup potensi kerusakan integritas institusional, penurunan standar merit dan munculnya ketidakadilan maupun ketidaksetaraan dalam distribusi peluang. Hal-hal seperti memang harus benar-benar dihapus agar nantinya semua prosedur rekrutmen baik di perusahaan atau organisasi bisa berjalan secara adil dan jujur.

Kesimpulan

Mengenai pembahasan diatas terkait apa itu ordal, makna serta kaitannya dengan nepotisme, disini dapat disimpulkan bahwa istilah ordal memang lebih mengarah ke arah negatif. Karena disini kasus nepotisme dapat muncul serta mampu membuat ketidaksetaraan dalam lingkungan perusahaan atau organisasi.

Praktik ordal juga banyak terjadi di berbagai aspek kehidupan, baik itu di lingkungan politik maupun bisnis. Sekali lagi kami tekankan, kasus seperti ini benar-benar harus dihilangkan agar tidak menimbulkan implikasi sosial yang signifikan.


Editor: Ari

Photo of author

Indra Bonit

Indra Bonit, lulusan S2 Universitas Indonesia, telah membangun karir menulis selama 7 tahun, fokus pada topik lowongan kerja dan gaji. Keahliannya menginspirasi banyak pencari kerja, memadukan penelitian mendalam dengan pengalaman nyata.

Baca Juga