Iberian-partners.com – Aktivitas produksi adalah salah satu kegiatan operasional dari sebuah industri atau perusahaan manufaktur. Nah disini, perusahaan akan memperhitungkan besaran biaya produksi ketika industri memulai proses olah bahan baku menjadi barang jadi atau barang setengah jadi.
Merintis dan menjalankan sebuah usaha memang dibutuhkan pertimbangan-pertimbangan matang terkait semua aktivitas yang dilakukan, contohnya perhitungan biaya produksi atau lain sebagainya. Karena disini kita tahu bahwa anggaran produksi adalah salah satu komponen penting dalam sebuah industri.
Dengan kita mengetahui seperti apa cara menghitung biaya produksi tersebut, nantinya kita bisa meminimalisir kerugian maupun pengeluaran tidak perlu selama proses produksi berlangsung. Pada dasarnya, pengertian terkait anggaran produksi adalah biaya-biaya yang dilakukan pada proses produksi industri atau perusahaan.
Nah, biaya tersebut diantaranya ada biaya bahan baku, overhead pabrik serta biaya tenaga kerja langsung. 3 unsur biaya tersebut juga sangat berpengaruh pada jalannya kegiatan produksi dalam sebuah industri. Ingin tahu lebih lengkap terkait anggaran produksi, langsung saja kita simak ulasan lengkap yang kami lansir dari berbagai sumber berikut ini.
Biaya Produksi Adalah
Pada pembahasan pertama kami akan informasikan lebih dulu terkait pengertian biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh sebuah industri atau perusahaan selama proses manufakturing dengan tujuan menghasilkan produk jadi yang siap dipasarkan.
Pengertian Biaya Produksi Menurut Para Ahli
Pengertian terkait anggaran produksi juga dikemukakan oleh para ahli, seperti Mulyadi, Harnanto dan juga Riwayandi. Menurut para ahli, mereka menjabarkan pengertian secara berbeda, walaupun pada dasarnya isinya sama.
Mulyadi (2015:14)
“Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Secara garis besar anggaran produksi ini dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead”.
Harnanto (2017:28)
“Biaya produksi adalah biaya – biaya yang dianggap melekat pada produk, meliputi biaya, baik langsung maupun tidak langsung dapat diidentifikasikan dengan kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk
jadi”.
Riwayandi (2014:10)
“Biaya produksi (manufacturing cost) adalah biaya yang berhubungan fungsi produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.”
Perhitungan anggaran produksi juga terbilang cukup kompleks, karena banyak sekali jenis-jenis komponen pengeluaran dalam sebuah perusahaan manufaktur yang wajib dihitung. Secara sederhana, biaya produksi adalah total dana dikeluarkan sebuah perusahaan untuk proses produksi.
Atau bisa juga diartikan bahwa anggaran produksi adalah pengeluaran yang sudah pasti dibutuhkan untuk menghasilkan barang jadi dan siap dipasarkan. Sifat anggaran ini kerap dianggap sebagai biaya pasti, karena akan dikeluarkan selama kegiatan produksi barang masing tetap berlangsung.
Seperti kami jelaskan diatas sebelumnya, bahwa ada 3 unsur dalam anggaran produksi, yaitu bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik. Biaya pembuatan ini akan dibebankan kepada perusahaan sampai proses pengolahan bahan baku menjadi barang siap jual.
Nantinya, biaya tersebut akan dihitung untuk per unit produknya, sehingga akan memudahkan perhitungan dan pengambilan angka keuntungan. Biaya ini nantinya bisa menjadi acuan untuk menentukan harga pokok barang jadi ketika akhir periode akuntansi.
Karakteristik anggaran produksi memiliki perbedaan apabila dibandingkan dengan pengeluaran operasional. Anggaran operasional umumnya dikeluarkan oleh perusahaan guna mendukung sistem manajerial industri, sedangkan pengeluaran produksi adalah untuk mengelola barang siap jual.
Unsur Biaya Produksi
Dijelaskan diatas bahwasanya ada 3 unsur dalam biaya produksi, yakni bahan baku, tenaga kerja serta overhead pabrik. Untuk mengetahui lebih jelasnya, mari simak berikut ini.
1. Bahan Baku
Unsur pertama dalam biaya pembuatan adalah anggaran bahan baku. Biaya ini diperlukan untuk mendapatkan bahan baku utama yang nantinya digunakan untuk mengolah produk. Biaya bahan ini bisa didapat dari pembelian atau pengolahan material utama.
Dalam biaya bahan baku pun terdapat beberapa komponen biaya lagi, yaitu biaya pembelian, biaya keperluan gudang, biaya pengiriman dan biaya bongkar-angkut. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
- Biaya pembelian bahan baku adalah biaya diperlukan untuk membeli bahan baku dari supplier. Pembelian bahan baku ini sudah pasti harus dipertimbangkan dengan matang, agar nantinya perusahaan bisa mendapatkan bahan baku dengan harga tepat untuk menghindari risiko kerugian.
- Biaya pengeluaran keperluan gudang. Ya, ini masuk dalam biaya penting, karena setiap bahan baku yang telah dibeli perlu dimasukkan ke gudang untuk direncanakan material mana yang akan diproses lebih dulu.
- Biaya pengiriman barang. Biaya pengiriman bahan baku timbul karena adanya perhitungan harga pokok bahan baku yang dibeli oleh perusahaan.
- Sementara itu, untuk biaya penerimaan pembongkaran serta pemesanan kerap kali tidak dicantumkan karena biaya ini sulit diprediksi.
Pencatatan pembelian bahan baku umumnya akan disesuaikan dengan angka yang ada di dalam faktur. Dokumen transaksi tersebut akan memuat sejumlah informasi terkait harga pokok pembelian, beban angkut serta PPn.
2. Tenaga Kerja
Unsur biaya pembuatan kedua adalah biaya tenaga kerja langsung. Biaya tenaga kerja langsung ada biaya yang diperlukan perusahaan untuk membayar gaji karyawan pada bagian produksi. Tenaga kerja langsung adalah karyawan perusahaan yang bekerja di bagian produksi.
Upah setiap karyawan bagian produksi ini akan diperhitungkan mulai dari pengolahan bahan baku sampai produk jadi. Salah satu contoh upah karyawan yang masuk dalam biaya tenaga kerja langsung ada gaji Operator Mesin. Komponen biaya tenaga kerja langsung juga mencakup beberapa biaya lainnya.
Biaya-biaya tersebut diantaranya, asuransi, tunjangan dan lain sebagainya. Anggaran biaya tenaga kerja langsung dapat dilakukan dengan perencanaan kebutuhan pekerja lebih dulu. Berikutnya, perusahaan bisa menentukan upah pokok yang akan diterima oleh para pekerja sesuai pembagian tugasnya.
Sebuah industri juga perlu melakukan pengawasan terhadap kinerja pekerja agar nantinya gaji dapat disalurkan dengan baik sesuai kualitas kinerjanya. Biaya tenaga kerja langsung ini akan masuk dalam perhitungan anggaran produksi per unit.
3. Overhead Pabrik
Lalu untuk unsur terakhir anggaran produksi adalah anggaran overhead pabrik. Biaya overhead pabrik adalah pengeluaran lain-lain yang berkaitan dengan proses produksi di luar bahan baku dan tenaga kerja langsung. Biaya ini kerap muncul karena adanya anggaran bahan tambahan, proses pengawasan produksi serta pajak.
Biaya ini akan masuk dalam perhitungan laporan laba rugi setelah periode akuntansi telah berakhir. Unsur anggaran satu ini memiliki peranan penting guna memaksimalkan proses produksi. Pembayaran upah tenaga kerja langsung terkait produksi yang tidak bisa dibebankan pada output produk, maka akan dimasukkan ke dalam biaya overhead pabrik.
Selain itu ada juga biaya pemeliharaan mesin sampai biaya sewa pabrik yang mana nantinya juga akan menambah overhead cost.
Jenis Biaya Produksi
Setelah mengetahui informasi pengertian anggaran produksi dan juga unsur-unsur biaya produksi, berikutnya kita bahas mengenai jenis anggaran pembuatan.
1. Fixed Cost
Jenis biaya produksi pertama adalah anggaran tetap atau Fixed Cost. Biaya tetap adalah pengeluaran dengan jumlah yang tidak akan mengalami perubahan, walaupun volume produksi barang mengalami peningkatan maupun penurunan. Jenis ini biaya ini bersifat pasti, sehingga bisa dianggarkan secara tepat.
Unsur biaya tetap memiliki jumlah nominal sama yang harus dibayarkan di setiap proses produksinya. Anggaran ini tidak akan mengalami pembengkakan sekalipun proses produksi sedang padat, sehingga dapat meningkatkan output.
2. Variabel Cost
Kedua ada Variabel Cost atau Biaya Variabel. Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output. Semakin meningkat pembuatan barang, maka anggaran tersebut juga akan mengikuti.
Biaya ini hanya akan diperlukan ketika proses produksi berlangsung, sehingga menjadi dasar pengeluaran per unit yang nantinya akan dilaporkan. Jenis biaya variabel diperlukan pada proses pembuatan adalah anggaran pembelian bahan baku.
3. Average Cost
Selanjutnya ada Biaya Rata-Rata atau Average Cost. Biaya ini adalah anggaran per unit yang didapat dengan cara membagi total pengeluaran dengan jumlah output produksi. Biaya ini diperlukan oleh perusahaan guna menentukan keputusan produksi kedepannya.
Anggaran produksi per unit bisa diketahui dengan cara menghitung anggaran rata-rata ini. Selanjutnya, perusahaan dapat menentukan persentase laba yang ingin dicapai dari biaya rata-rata tersebut. Anggaran rata-rata akan dibandingkan dengan anggaran tetap ketika mengambil keputusan produksi.
4. Marginal Cost
Jenis biaya produksi berikutnya ada biaya marginal. Biaya marginal adalah pengeluaran tambahan yang digunakan untuk meningkatkan proses produksi. Perusahaan bisa mengetahui jumlah output maksimal yang bisa didapat selama proses produksi dengan menambah biaya marginal.
Perhitungan biaya marginal dilakukan dengan menambah Variabel Cost ketika proses produksi. Perusahaan bisa mengaitkan biaya tetap dengan biaya marginal ketika memproduksi output tambahan.
5. Total Cost
Dan terakhir adalah biaya total atau total cost. Biaya total adalah biaya yang didapat dari gabungan biaya variabel dan biaya tetap. Biaya total akan menjadi informasi mengenai jumlah total pengeluaran selama proses produksi berlangsung.
Biaya ini barus bisa diperhitungkan ketika perusahaan telah memiliki output berupa barang jadi yang siap untuk dipasarkan. Perhitungan biaya total juga harus dilakukan setiap periode produksi selesai agar bisa segera dilaporkan.
Contoh Biaya Produksi
Seperti dijelaskan diatas bahwasanya anggaran produksi dapat diperhitungkan selama proses pengolahan produk dalam sebuah perusahaan manufaktur. Salah satu contoh yang akan kami bahas adalah perusahaan manufaktur di bidang makanan.
Perusahaan XYZ memproduksi makanan berupa roti dengan output barang jadi sebesar 4000 box per bulan. Nah, berikut rincian anggaran produksi selama satu bulan.
- Biaya bahan baku: Rp 11.000.000
- Biaya tenaga kerja langsung: Rp 3.500.000
- Biaya upah Satpam pabrik: Rp 2.000.000
- Biaya sewa pabrik: Rp 1.500.000
Total anggaran produksi yang disalurkan untuk menghasilkan 4000 box roti adalah Rp 18.000.000. Dari total pengeluaran anggaran tersebut bisa ditentukan anggaran pembuatan per unit dengan rumus Total Biaya : Total Jumlah Produk.
Rp 18.000.000 : 4.000 = Rp 4.500. Jadi total biaya produksi per unit dari PT XYZ adalah Rp 4.500.
Nah berikutnya, perusahaan dapat menetapkan harga jual dengan cara menghitung biaya produksi per unit ditambah persentase keuntungan.
Pada produk roti ini, persentase keuntungan digunakan adalah 40% dari biaya pembuatan. Jadi, perhitungan harga jual per unit adalah:
Rp 4.500 + (40% x Rp 4.500) = Rp 6.300.
Perusahaan sebenarnya dapat menentukan harga jual lebih tepat dengan mengetahui berapa total biaya produksinya. Selain itu, informasi biaya ini juga memiliki manfaat bagi perusahaan guna meminimalisir risiko selama produksi berlangsung.
Cara Menghitung Anggaran Produksi
Nah di pembahasan terakhir kami akan bahas juga mengenai seperti apa cara menghitung anggaran produksi. Perhitungan ini nantinya bisa kalian jadikan referensi untuk mengetahui nilai dari harga pokok produksi. Ketahui juga bahwa ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan.
Ilustrasi, PT Iberian adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi kerudung dengan total output sebesar 5000 uni per bulan. Produk kerudung ini dipasarkan melalui 3 toko besar serta e-Commerce ternama. Nah berikut adalah data laporan pengeluaran PT Iberian selama satu bulan.
Keterangan | Biaya |
---|---|
Bahan Baku | Rp 30.000.000 |
Bahan Baku Setengah Jadi | Rp 40.000.000 |
Barang Jadi Siap Jual | Rp 80.000.000 |
Pembelian Persediaan Bahan Baku | Rp 50.000.000 |
Biaya Pengiriman | Rp 5.000.000 |
Biaya Pemeliharaan Mesin | Rp 5.000.000 |
Gaji Tenaga Kerja Langsung | Rp 30.000.000 |
Sisa Penggunaan Bahan Baku serta Bahan Setengah Jadi | Rp 30.000.000 |
Sisa Bahan Setengah Jadi | Rp 5.000.000 |
Kerudung Siap Jual | Rp 30.000.000 |
Setelah mengetahui laporan data pengeluaran diatas, selanjutnya kita bisa melakukan perhitungan anggaran produksi. Adapun perhitungannya bisa kalian simak di bawah ini.
Tahap 1
Bahan baku digunakan = saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku – saldo akhir bahan.
= Rp 30.000.000 + (Rp 50.000.000 + Rp 5.000.000) – Rp 30.000.000
= Rp 55.000.000
Tahap 2
Biaya produksi = bahan baku + tenaga kerja langsung + biaya overhead pabrik
= Rp 55.000.000 + Rp 30.000.000 + Rp 5.000.000
= Rp 90.000.000
Biaya produksi per unit = anggaran produksi : total unit
=Rp 90.000.000 : Rp 5.000
= Rp 18.000
Tahap 3
Harga pokok produksi = total anggaran produksi + saldo awal persediaan – saldo akhir
= Rp 90.000.000 + Rp 40.000.000 – Rp 5.000.000
= Rp 125.000.000
Tahap 4
Harga pokok penjualan = harga pokok produksi + persediaan barang awal – persediaan akhir
= Rp 90.000.000 + Rp 80.000.000 – Rp 50.000.000
= Rp 140.000.000
Kesimpulan
Melihat pembahasan diatas, disini bisa kami simpulkan bahwa perhitungan biaya produksi adalah hal penting yang harus dipahami oleh para pelaku bisnis. Menentukan dan menghitung biaya produksi dengan tepat bisa meminimalisir risiko kerugian serta membantu pelaku bisnis menentukan harga jual produk yang tepat.
Editor: Ari