Kebanyakan orang beranggapan tidak ada perbedaan magang dan kerja di Jepang. Pernyataan ini tak sepenuhnya benar, pasalnya terdapat pembeda cukup relevan antar keduanya seperti masa kerja di setiap perusahaan.
Tak sedikit orang-orang pun menyampaikan perbedaan magang dan kerja di Jepang hanya pada kosakata saja. Hal ini disebabkan karena kebanyakan individu menganggapnya sama-sama menghasilkan sejumlah uang guna meningkatkan kualitas hidup.
Pada kenyataannya saat melihat besaran gaji kerja di Jepang saja mempunyai nominal lebih besar dibandingkan peserta magang. Meskipun sama-sama memperoleh upah menggiurkan, akan tetapi dari keterbatasan fasilitas antar kategori tersebut saja sudah berbeda.
Lantas, apa saja perbedaan magang dan kerja di Jepang? Bagi kalian yang belum mengetahui letak perbedaannya tak perlu bingung. Pasalnya kami sudah merangkum secara lengkap terkait pembeda keduanya agar bisa dijadikan acuan guna membandingkan.
Program Magang di Jepang

Program magang di Jepang yakni dirancang khusus guna memberikan kesempatan para peserta belajar dan praktik. Umumnya setiap orang diberikan masa waktu magangnya selama 6-12 bulan bisa juga 3 hingga 5 tahun. Selain itu, peserta juga akan menerima uang saku selagi programnya masih berjalan.
Magang menjadi salah satu cara terbaik guna mendapatkan pengalaman dalam pekerjaan skala internasional, meningkatkan keahlian serta memahami bahasa asing. Setiap peserta juga berkesempatan mengamati budaya penduduk Jepang.
Namun hal yang harus dipertimbangkan sebelum memilih magang cukup banyak. Mulai dari perbedaan budaya, bahasa, biaya hidup tinggi maupun persaingan antar peserta sangat ketat.
Program Kerja di Jepang

Sementara program kerja di Jepang memungkinkan masyarakat tanah air bekerja dengan status kontrak atau pekerja tetap. Adapun jenis programnya mencakup TITP atau technical Intern Training Program serta Specified Skilled Worker yakni SSW.
Program TITP pada umumnya berlaku masa kerja dalam kurun waktu 1 hingga 3 tahun. Di mana para pekerja ditempatkan pada sektor pertanian maupun industri. Sedangkan SSW memberlakukan pegawai terampil guna menempati bidang konstruksi, perawatan hingga perhotelan.
Kerja di Jepang pun menjadi alternatif guna mendapatkan penghasilan besar, peningkatan standar hidup dan menambah pengalaman. Akan tetapi, tak berbeda jauh dengan magang di mana TKI pun memiliki pertimbangan seperti bekerja di bawah tekanan hingga kurangnya jaminan sosial.
Perbedaan Program Magang dan Kerja di Jepang

Diketahui magang dan Kerja di Jepang menjadi cara paling tepat untuk memperoleh pengalaman. Selain itu, setiap pekerja tentu berkesempatan meningkatkan kualifikasinya. Kedua opsi tersebut mempunyai manfaat berbeda.
Tak heran hal penting terkait perbedaan keduanya harus dipahami oleh setiap individu. Dengan begitu, pertimbangan antara magang maupun kerja di Jepang bisa dilakukan matang-matang sebelum memilih salah satunya.
Syarat Pembuatan dan Penggunaan Visa
Perbedaan magang dan kerja di Jepang yang pertama yakni ketentuan visa kerja. Di mana hal ini sudah diatur sedemikian rupa sesuai jenis pekerjaan masing-masing baik itu guru, seniman maupun ahli mesin visanya berbeda-beda.
Adapun jenis visa kerja batu untuk pekerja dengan keterampilan spesifik yakni PBT. Di dalamnya pun terdapat kategori lain menyesuaikan jenis profesi setiap orang baik kategori TG 1 atau TG 2.
Sedangkan peserta magang hanya memiliki satu kategori visa untuk semua jenis pekerjaan yakni Pelatihan Magang Teknis atau dikenal sebagai PMT. Perbedaan magang dan kerja di Jepang inilah yang sedikit mencolok. Pemisahan tersebut diterapkan lantaran adanya pembeda antara hak maupun kewajiban setiap orang.
Jenis Pekerjaan
Selanjutnya terdapat perbedaan dari jenis pekerjaan magang di Jepang yakni adanya program industri penerbangan, perhotelan, perawat kesehatan, restoran, pembersihan gedung dan lain sebagainya.
Dari setiap kategori pekerjaan di program magang lebih spesifik ke arah bidang industri pabrik, manufaktur dan letak perusahaan jauh dari kota-kota besar.
Sementara segi pekerjaan pada program kerja di Jepang yakni mencakup pabrik, pertanian, perikanan, keperawatan dan industri manufaktur. Oleh karena itu, banyak lulusan magang memanfaatkan peluang ini guna melanjutkan pekerjaan pada bidang sejenis melalui program sama.
Cara daftar dan Biaya
Jika berniat magang di Jepang, kalian harus daftar ke lembaga penyalur lewat jalur swasta atau luar negeri. Meskipun membuat visa program tersebut mudah, berbeda dengan pendaftarannya yang cenderung sulit.
Adapun proses keberangkatan magang lebih memakan waktu. Pasalnya setiap peserta diwajibkan lolos training terlebih dahulu, umumnya prosedur ini berlaku sekitar 2 hingga 4 bulan di Indonesia. Selain itu, pemagang pun dikenai biaya latihan serta pemberangkatan apabila memilih melalui jalur swasta.
Sementara program kerja di Jepang baik dari awal daftar sampai keberangkatan cenderung lebih cepat. Pasalnya setiap pekerja tak akan melewati tahap pelatihan, pendaftaran maupun keberangkatan dilakukan mandiri.
Dengan kata lain, visa kerja harus sudah dipegang secara pribadi di mana terdapat kontrak pekerjaan terhadap perusahaan tertentu di Jepang. Setelahnya hanya perlu berangkat ke negara tersebut kemudian mulai menjalankan pekerjaannya.
Waktu Tinggal dan Aturan Khusus Membawa Keluarga
Perbedaan magang dan kerja di Jepang lain yakni adanya aturan masa menempati atau boleh tidaknya setiap pekerja membawa keluarganya. Beruntung bagi pemilik visa TG 2 karena bisa mengajak keluarga tinggal di Jepang, karena selain kategori tersebut tidak diperkenankan membawa keluarganya.
Adanya ketentuan itu disebabkan berdasarkan batasan waktu tinggal di kedua jenis visa yakni PMT dan TG 1. Di mana keduanya memiliki masa berbeda paling tidak 5 tahun. Setelah mencapai batas, pemiliknya diharuskan pulang ke negara asalnya.
Status
Perbedaan status magang dan kerja di Jepang juga berbeda. Pasalnya pekerja menggunakan visa Tokutei Ginou diberlakukan sama rata dengan status pegawai asli negeri sakura itu. Umumnya pemilik memiliki hak menerima tunjangan maupun mengajukan cuti libur sama seperti karyawan lokal.
Sedangkan status magang mempunyai tanggung jawab maupun hak terbatas seperti jadwal libur tidak bisa diubah, pengajuan cuti di luar waktu libur sulit hingga tunjangan pun hanya keselamatan kerja atau jaminan kesehatan saja. Adapun besaran gaji per bulannya lebih sedikit atau di bawah standar Jepang.
Tujuan Program
Adapun perbedaan tujuan program antara magang dan kerja di Jepang, pemerintah setempat memberlakukan sistem magang di mana menjadi saran transfer ilmu. Hal tersebut bertujuan agar nantinya bermanfaat serta dapat diimplementasikan guna memajukan negara asalnya.
Program magang juga dianggap sebagai metode penyebarluasan budaya kerja atau pola pikir penduduk asli Jepang. Di mana setiap penduduk sudah terbiasa menjalankan pekerjaannya secara disiplin hingga mempunyai prinsip harus bekerja keras.
Sementara program tenaga kerja dianggap pemerintah Jepang sebagai pengisi kekurangan tenaga di beragam profesi. Di mana negara tersebut memang kerap mengalami penurunan jumlah penduduk usia produktif setiap periode tertentu.
Prosedur Pindah Kerja
Perbedaan berikutnya terletak pada prosedur pindah kerja. Umumnya tenaga kerja asing penyandang status pekerja bisa berpindah. Sementara pemagang tidak dapat melakukannya atas kehendak pribadi.
Berdasarkan kenyataan, adanya kemungkinan peserta magang dipindahkan kerja yakni saat terdapat masalah pihak pemagang dengan perusahaan penyedia pekerjaannya. Nantinya ada lembaga tertentu untuk mengurus perpindahannya agar ditempatkan ke perusahaan penyedia jenis pekerjaan serupa.
Magang atau Kerja di Jepang Enakan Mana?

Mungkin beberapa dari kalian kebingungan menentukan pilihan magang atau kerja di Jepang bukan? Nyatanya kedua program tersebut merupakan cara terbaik bagi masyarakat Indonesia yang ingin belajar dan mengasah kemampuannya. Terlebih saat menjalankan pekerjaannya, setiap pekerja diawasi secara langsung oleh pihak berpengalaman.
Jika melihat dari syarat daftarnya, peserta magang tidak memerlukan kriteria di mana cenderung membebaninya. Berbeda dengan kerja di Jepang, setiap pekerja diharuskan memiliki fisik kuat. Di mana masalah seperti gigi berlubang, mata minus, pernah patah tulang maupun bentuk tubuh kurang proporsional.
Meskipun tidak semuanya memberlakukannya, akan tetapi kebanyakan perusahaan di Jepang terdapat ketentuan itu. Memang jika melihat besaran gajinya sangat menggiurkan, akan tetapi ketika pekerja tidak berangkat atau absen bekerja dapat dipastikan tidak mendapat bayaran.
Terlebih saat musim panas maupun dingin, bagi pekerja di Jepang yang operasionalnya berada di luar ruangan dapat dipastikan merasakan tidak enaknya kerja di negara tersebut. Saat salju tebal, tentu hawa dingin akan sangat menusuk hingga tulang bukan? Sementara saat musim panas, bahkan Jepang bisa lebih panas dari Indonesia.
Mungkin terdapat beberapa orang beranggapan jika magang mungkin lebih enak, pasalnya untuk sekarang saja mereka mendapatkan uang saku setidaknya 80.000 yen atau sekitar Rp10 juta. Akan tetapi kami sendiri belum bisa membuktikan enakan magang atau kerja di Jepang. Pasalnya ini merupakan hal subjektif di mana setiap orang memiliki karakteristik tersendiri.
Jadi untuk membandingkannya, dapat dilakukan dengan melihat kinerja seseorang. Jika pekerja tidak kenal lelah dan gigih mencari penghasilan tambahan, mungkin kerja adalah pilihan tepat. Sementara, jika seseorang berniat mencari pengalaman dan meningkatkan kualifikasi, magang adalah pilihan tepat.
Kesimpulan
Sekian informasi mengenai perbedaan magang dan kerja di Jepang beserta perbandingan antar keduanya. Untuk membandingkan mana yang lebih enak di antara keduanya, pastikan untuk melihat kemampuan dari diri pribadi. Selain itu, jika belum memiliki N4 sebaiknya tidak membandingkannya.
N4 adalah Japanese Language Proficiency Tes level 4 tingkat kedua dari ujian JLPT atau dikenal dengan Noryoku Shiken (tingkat terendah). Tingkatan ini menjadi salah satu kriteria minimal di mana harus dipenuhi bila seseorang ingin magang atau kerja di Jepang. Demikian bahasan dari iberian-parners.com, terima kasih sudah membaca.
Editor: Ari | Penulis: Fathur