Iberian-Partners.com – Majunya teknologi serta inovasi sektor pertanian di Negeri Sakura membuat banyak orang penasaran tentang gaji petani di Jepang per bulan.
Tentunya informasi mengenai gaji petani di Jepang ini akan sangat bermanfaat bagi para calon TKI yang hendak mengadu nasib melalui beberapa tempat kerja.
Selain itu, rincian gaji petani di Jepang juga dapat menjadi referensi bagi semua pihak yang berminat menjalani masa magang pertanian di Negeri Sakura.
Supaya dapat dijadikan sebagai referensi bersama, Kami akan menampilkan rincian gaji petani di Jepang lengkap dengan syarat kerja pertanian di bawah ini.
Tugas Petani di Jepang
Selama menjadi seorang petani di Jepang, Anda akan bekerja di bawah naungan perusahaan maupun pabrik pengolahan hasil pertanian.
Tentunya terdapat beberapa tugas maupun tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh para petani, sebelum akhirnya bisa mendapatkan gaji setiap bulan.
Supaya bisa memberikan gambaran tentang seluruh aktivitas pertaniannya, berikut merupakan daftar beberapa tugas petani di Jepang.
- Penanaman
Kegiatan menanam bibit tanaman menggunakan alat serta teknologi sesuai standar pertanian di Jepang. - Pemanenan
Kegiatan memanen tanaman menggunakan alat serta teknologi sesuai standar pertanian di Jepang. - Pengemasan
Kegiatan mengemas hasil panen menggunakan teknik serta peralatan memadai sesuai standar di Jepang. - Pekerjaan Hortikultura
Kegiatan budidaya tanaman kebun di dalam sebuah Green House sesuai standar Jepang. - Distribusi Produk
Kegiatan penyaluran hasil pertanian ke sejumlah titik wilayah Jepang.
Seluruh tugas di atas akan dikerjakan sebagai aktivitas harian para petani di Jepang. Namun, kegiatan operasional akan berkurang ketika Jepang sedang mengalami musim panas.
Itulah mengapa terkadang faktor musim turut mempengaruhi gaji atau penghasilan petani di Jepang. Lantas, apa saja jenis pekerjaan petani di Jepang?
Program Kerja Pertanian di Jepang
Apabila Anda berminat untuk menjadi seorang petani di Jepang, maka beberapa perusahaan maupun pabrik pertanian di Negeri Sakura kerap membuka lowongan kerja.
Adapun beberapa program kerja pertanian di Jepang tadi terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu Tokutei Ginou (SSW) dan Ginou Jisshu (Magang Pertanian).
Supaya lebih mudah dipahami, berikut merupakan penjelasan dari setiap program kerja pertanian di Jepang.
1. Program Kerja Pertanian Jepang (Tokutei Ginou)
Tokutei Ginou atau SSW (Specified Skilled Workers) adalah status visa / ijin tinggal bagi warga negara asing di Jepang.
Nantinya pemegang visa SSW dapat bekerja di beberapa perusahaan pertanian Jepang dengan hak dan kewajiban yang sama dengan pekerja lokal di negara tersebut.
2. Program Magang Pertanian Jepang (Ginou Jisshusei)
Ginou Jisshusei adalah program magang pertanian terpadu di Jepang yang akan mengasah kemampuan peserta melalui kegiatan berlatih dan bekerja dengan bimbingan instruktur.
Pasca menyelesaikan magang pertanian di Jepang, biasanya peserta akan diberikan sertifikat pelatihan atau magang serta bisa langsung kerja apabila memang berprestasi.
Setelah mengetahui seluruh program kerja pertanian di Jepang, tentunya Anda sebagai calon pelamar maupun TKI sudah memiliki gambaran.
Namun, pemilihan program tadi harus dipertimbangkan secara matang karena pada dasarnya terdapat beberapa perbedaan magang dan kerja di Jepang.
Syarat Kerja Pertanian di Jepang
Apabila Anda berminat mengikuti salah satu program kerja pertanian di Jepang, maka Anda harus memastikan terlebih dahulu segala persyaratannya.
Adapun syarat kerja yang dimaksud berupa kualifikasi serta berkas lamaran petani di Jepang sesuai ketentuan masing-masing program.
Supaya dapat membantu seluruh calon pelamar dalam mempersiapkan segala kebutuhannya, berikut merupakan syarat kerja pertanian di Jepang.
1. Kualifikasi Tokutei Ginou
Berikut merupakan kualifikasi kerja sebagai petani di Jepang melalui program Tokutei Ginou.
- Laki-laki / Perempuan
- Pendidikan minimal SMA/SMK Sederajat (sesuai ketentuan lowongan petani di Jepang).
- Berusia minimal 18 Tahun ketika melamar petani di Jepang.
- Berusia maksimal 35 Tahun ketika melamar petani di Jepang.
2. Kualifikasi Ginou Jisshusei
Berikut merupakan kualifikasi kerja sebagai petani di Jepang melalui program Ginou Jisshusei.
- Laki-laki / Perempuan
- Pendidikan minimal SMA/SMK Sederajat (sesuai ketentuan lowongan petani di Jepang).
- Berusia minimal 18 Tahun ketika melamar petani di Jepang.
- Berusia maksimal 25 Tahun ketika melamar petani di Jepang.
3. Berkas Lamaran
Berikut merupakan daftar beberapa berkas lamaran kerja sebagai petani di Jepang.
- Sertifikat pendidikan Bahasa Jepang JFT A2 atau JLPT N4
- Salinan KTP
- Salinan Ijazah pendidikan terakhir
- Salinan Akte Kelahiran
- Salinan KK
- SKCK aktif
- Pas Foto terbaru berukuran 3×4 sebanyak 5 lembar
Setelah mengetahui kualifikasi serta berkas yang harus dipersiapkan, kini Anda bisa melamar program kerja pertanian di Jepang.
Silahkan ajukan lamaran kerja petani di Jepang melalui beberapa LPK resmi yang sudah bekerjasama dengan pihak pemerintah Republik Indonesia.
Apabila dinyatakan lolos, maka Anda akan mendapatkan kontrak serta penghasilan sesuai standar gaji petani di Jepang.
Tahapan Seleksi Petani di Jepang
Selama melamar kerja sebagai petani di Jepang, nantinya Anda akan melalui berbagai tahapan seleksi sebelumnya akhirnya dinyatakan lolos serta berhak menerima gaji.
Adapun beberapa tahapan seleksi kerja sebagai petani di Jepang, antara lain:
- Pengumpulan Berkas
Kegiatan pengumpulan berkas lamaran sebagai petani sesuai ketentuan perusahaan klien di Jepang. - Seleksi Administrasi
Kegiatan seleksi berdasarkan berkas lamaran guna mengetahui kualifikasi kandidat sebagai petani di Jepang. - Ujian Keterampilan
Kegiatan seleksi untuk menunjukan keahlian calon kandidat sebagai petani di Jepang. - Tes Wawancara Klien
Kegiatan seleksi menggunakan metode tanya jawab bersama HRD perusahaan Jepang guna mengetahui kelayakan calon petani.
Apabila dinyatakan lolos seluruh tahapan seleksi di atas, maka pihak LPK tempat Anda mendaftar akan mengurus segala keperluan perjalanan ke Jepang.
Mulai dari Visa, Passport, serta dokumen administrasi penunjang lainnya supaya lancar mendarat di salah satu wilayah Jepang sesuai lokasi pekerjaan.
Dengan demikian, Anda bisa melakukan berbagai tugas bertani serta berhak mendapatkan bayaran atau penghasilan sesuai ketentuan gaji petani di Jepang.
Jam Kerja Petani di Jepang
Supaya memberikan hasil optimal, beberapa perusahaan maupun pabrik pertanian di Jepang menerapkan jam kerja.
Adapun para petani di Jepang akan bekerja selama 8 Jam per hari dengan jatah kerja 5 hari serta libur 2 hari dalam Seminggu.
Apabila petani di Jepang bekerja melebihi batas waktu yang ditentukan, maka kelebihan waktu tadi akan dihitung sebagai lembur.
Sementara ketika petani di Jepang bekerja saat hari Minggu, maka hal tersebut terhitung sebagai lembur.
Seluruh aktivitas lembur para petani di Jepang akan mendapatkan apresiasi dalam bentuk insentif oleh perusahaan penyedia lapangan pekerjaan.
Sistem Perhitungan Gaji Petani di Jepang
Selama memberikan gaji kepada para petani di Jepang, beberapa perusahaan memilliki sistem penggajian yang secara umum cukup mirip.
Penggajian tersebut dilakukan dengan menerapkan sistem Prorate (Prorata). Artinya, upah petani di Jepang dihitung berdasarkan jam kerja per hari.
Itulah mengapa rincian gaji petani di Jepang cukup tinggi apabila dikonversikan ke dalam satuan Rupiah.
Rincian Gaji Petani di Jepang Per Bulan
Setelah mengetahui segala informasi penting mengenai aktivitas serta berbagai prosedur melamar kerja sebagai petani di Jepang, maka tibalah saatnya mengetahui gaji bulanannya.
Lantas, berapa standar gaji petani di Jepang? Rata-rata gaji petani di Jepang berada di kisaran 1.200 Yen per jam atau sekitar Rp 129.000 apabila dikonversi ke dalam Rupiah.
Jika para petani bekerja selama 8 jam per hari, maka gaji yang akan diterima adalah 9.600 Yen per hari atau sekitar Rp 1.032.000 per hari.
Sementara jika dihitung total gaji bulanannya, maka rata-rata gaji petani di Jepang ada di kisaran 240.000 Yen atau sekitar Rp 25.000.000 per bulan belum termasuk uang lembur.
Apabila petani di Jepang melaksanakan kegiatan lembur, maka terdapat insentif tambahan sebesar 1150 Yen atau sekitar Rp 123.000 per jam.
Itulah mengapa nominal gaji ketika bekerja di Jepang sangatlah fantastis. Bahkan para petani di negeri Sakura bisa mendapatkan gaji mencapai 2 digit disetiap bulannya.
Namun, nominal gaji petani di Jepang tadi hanya berupa kisaran berdasarkan pengalaman kerja orang-orang yang sudah lebih dulu berangkat.
Besaran gaji tadi masih bisa berubah sewaktu-waktu tergantung dari kebijakan perusahaan penyedia lapangan pekerjaan di Jepang.
Masa Kontrak Petani di Jepang
Setelah mengetahui besaran gaji petani di Jepang, tentunya Anda berharap untuk bisa menekuni bidang pekerjaan tersebut selama mungkin.
Namun, para petani di Jepang juga bekerja menggunakan sistem kontrak. Artinya para petani hanya bisa menjadi bagian dari perusahaan selama masih memiliki sisa kontrak.
Lantas, berapa masa kontrak petani di Jepang? Masa kontrak petani di Jepang disesuaikan dengan program pilihannya, yaitu 5 Tahun untuk Tokutei Ginou dan 3 Tahun untuk Ginou Jisshusei.
Kesimpulan
Setelah membaca sekilas pembahasan di atas, kini Anda sudah mengetahui jika ternyata rata-rata gaji petani di Jepang ada dikisaran Rp 25.000.000 per bulan.
Besaran gaji tersebut belum termasuk insentif lembur yang diberikan oleh pihak perusahaan sebagai tambahan sehingga nominalnya bisa saja berubah sewaktu-waktu.
Editor: Ari